Contoh Surat Perjanjian Lembur Sesuai Aturan Ketenagakerjaan

Berikut adalah artikel, keywords, dan description yang Anda minta:

Sebagai pengusaha atau bagian dari tim HR, pemahaman mendalam tentang aturan ketenagakerjaan adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah pengelolaan jam kerja lembur. Lembur, di satu sisi, dapat membantu perusahaan memenuhi target dan menyelesaikan pekerjaan mendesak. Namun, di sisi lain, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menimbulkan masalah hukum dan ketidakpuasan karyawan.

Salah satu cara untuk memastikan pengelolaan lembur yang baik adalah dengan membuat surat perjanjian lembur yang jelas dan sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Surat perjanjian ini berfungsi sebagai bukti tertulis atas kesepakatan antara perusahaan dan karyawan terkait pelaksanaan lembur.

Kapan Surat Perjanjian Lembur Diperlukan?

Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, lembur adalah pekerjaan yang dilakukan melebihi 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja, atau melebihi 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja. Jika karyawan diminta untuk bekerja di luar jam kerja normal tersebut, maka perusahaan wajib membayarkan upah lembur. Surat perjanjian lembur diperlukan sebelum karyawan melaksanakan pekerjaan lembur tersebut.

Unsur-Unsur Penting dalam Surat Perjanjian Lembur

Sebuah surat perjanjian lembur yang baik setidaknya harus mencakup unsur-unsur berikut:

  • Identitas Perusahaan dan Karyawan: Menyebutkan nama perusahaan, alamat, dan identitas karyawan yang bersangkutan (nama lengkap, nomor induk karyawan, jabatan).
  • Tanggal dan Waktu Pelaksanaan Lembur: Menjelaskan secara spesifik tanggal dan waktu dimulainya serta berakhirnya pekerjaan lembur. Ini penting untuk perhitungan upah lembur yang akurat.
  • Alasan/Uraian Pekerjaan Lembur: Menyebutkan alasan mengapa pekerjaan lembur tersebut diperlukan. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa lembur dilakukan karena kebutuhan mendesak dan bukan karena kelalaian manajemen.
  • Besaran Upah Lembur: Menyatakan dengan jelas besaran upah lembur yang akan dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Undang-Undang Ketenagakerjaan mengatur formula perhitungan upah lembur yang berbeda-beda tergantung pada hari kerja dan jam lembur yang dilakukan.
  • Persetujuan Karyawan: Surat perjanjian harus ditandatangani oleh karyawan sebagai bukti bahwa mereka menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan lembur tersebut.
  • Tanda Tangan dan Stempel Perusahaan: Surat perjanjian juga harus ditandatangani oleh pihak perusahaan yang berwenang dan dilengkapi dengan stempel perusahaan sebagai bukti legalitas.

Contoh Isi Surat Perjanjian Lembur

Berikut adalah contoh sederhana isi surat perjanjian lembur yang dapat Anda modifikasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda:

SURAT PERJANJIAN LEMBUR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : [Nama Pimpinan Perusahaan]
Jabatan : [Jabatan Pimpinan Perusahaan]
Perusahaan : [Nama Perusahaan]
Alamat : [Alamat Perusahaan]

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Dengan ini menerangkan bahwa:

Nama : [Nama Karyawan]
NIK : [Nomor Induk Karyawan]
Jabatan : [Jabatan Karyawan]
Departemen : [Departemen Karyawan]

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melaksanakan pekerjaan lembur dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Tanggal dan Waktu Lembur: [Tanggal], Pukul [Jam Mulai] – [Jam Selesai]
  2. Alasan Lembur: [Uraian singkat alasan pekerjaan lembur]
  3. Upah Lembur: Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

Demikian surat perjanjian lembur ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

[Tempat, Tanggal Pembuatan Surat]

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

[Tanda Tangan & Nama Pimpinan] [Tanda Tangan & Nama Karyawan]

[Stempel Perusahaan]

Tips Tambahan dalam Membuat Surat Perjanjian Lembur

  • Konsultasikan dengan Ahli Hukum: Jika Anda ragu dalam membuat surat perjanjian lembur yang sesuai dengan aturan ketenagakerjaan, konsultasikan dengan ahli hukum atau konsultan HR. Apalagi jika perusahaan Anda menggunakan sistem shift yang kompleks.
  • Gunakan Template yang Tepat: Cari template surat perjanjian lembur yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan industri Anda.
  • Simpan Arsip dengan Baik: Simpan surat perjanjian lembur dengan rapi sebagai bukti dokumentasi jika suatu saat terjadi perselisihan.
  • Pertimbangkan Penggunaan Teknologi: Untuk perusahaan dengan jumlah karyawan yang besar, pertimbangkan penggunaan sistem payroll atau aplikasi gaji terbaik yang dapat mengotomatiskan proses perhitungan dan pembayaran upah lembur. Anda dapat menemukan opsi aplikasi gaji terbaik di sini: https://www.programgaji.com/. Selain itu, jika Anda membutuhkan solusi software khusus untuk manajemen HR, Anda dapat menghubungi software house terbaik seperti https://www.phisoft.co.id/. Mereka dapat membantu Anda mengembangkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.

Dengan memahami aturan ketenagakerjaan dan membuat surat perjanjian lembur yang jelas, Anda dapat mengelola jam kerja lembur dengan efektif, melindungi hak-hak karyawan, dan menghindari potensi masalah hukum.

Scroll to Top