Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) merupakan kewajiban setiap karyawan yang berpenghasilan di Indonesia. Perhitungannya terkadang terasa rumit, apalagi dengan adanya berbagai komponen penghasilan seperti tunjangan makan dan transport. Memahami cara menghitung PPh 21 dengan benar penting agar tidak terjadi kesalahan dalam pemotongan pajak dan pelaporan SPT tahunan. Artikel ini akan membahas secara detail cara menghitung PPh 21 untuk karyawan dengan tunjangan makan dan transport.
Pertama, kita perlu memahami komponen-komponen penghasilan yang menjadi dasar perhitungan PPh 21. Komponen tersebut meliputi gaji pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, bonus, dan insentif. Tunjangan makan dan transport termasuk dalam kategori tunjangan tidak tetap. Namun, ada batasan tertentu yang tidak dikenakan pajak untuk tunjangan makan dan transport.
Sesuai peraturan perpajakan yang berlaku, tunjangan makan dan transport yang diberikan kepada karyawan dikategorikan sebagai biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Besaran tunjangan makan dan transport yang tidak dikenakan pajak telah diatur oleh pemerintah. Penting untuk selalu memperbarui informasi terkait batasan ini karena dapat berubah sewaktu-waktu. Jika tunjangan yang diberikan melebihi batas yang ditentukan, maka selisihnya akan dikenakan pajak.
Untuk menghitung PPh 21, langkah pertama adalah menghitung Penghasilan Bruto. Penghasilan bruto merupakan jumlah seluruh penghasilan yang diterima karyawan dalam satu bulan, termasuk gaji pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap (termasuk tunjangan makan dan transport yang melebihi batas bebas pajak), bonus, dan insentif.
Selanjutnya, kita hitung Biaya Jabatan. Biaya jabatan adalah pengurang dari penghasilan bruto yang besarnya 50% dari penghasilan bruto dengan maksimal Rp 500.000 per bulan. Jika tunjangan makan dan transport yang diberikan masih di bawah batas yang ditetapkan pemerintah, maka seluruhnya dapat dikurangkan sebagai biaya jabatan.
Setelah menghitung biaya jabatan, kita dapat menentukan Penghasilan Neto. Penghasilan Neto didapat dengan mengurangkan Penghasilan Bruto dengan Biaya Jabatan. Kemudian, kita perlu menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) dalam setahun. PKP diperoleh dengan mengurangkan Penghasilan Neto setahun dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). PTKP ditentukan berdasarkan status perkawinan dan jumlah tanggungan keluarga. Pastikan untuk menggunakan PTKP terbaru sesuai ketentuan yang berlaku.
Setelah mendapatkan angka PKP setahun, barulah kita bisa menghitung PPh 21 terutang setahun. PPh 21 dihitung berdasarkan lapisan tarif progresif yang berlaku. Tarif progresif berarti semakin besar penghasilan, semakin tinggi persentase pajaknya. Anda dapat menemukan tabel tarif progresif PPh 21 di situs resmi Direktorat Jenderal Pajak.
PPh 21 terutang per bulan kemudian dihitung dengan membagi PPh 21 terutang setahun dengan 12. Angka inilah yang akan dipotong dari gaji karyawan setiap bulannya.
Dengan memahami langkah-langkah di atas, diharapkan perhitungan PPh 21 untuk karyawan dengan tunjangan makan dan transport menjadi lebih mudah. Namun, penting untuk diingat bahwa peraturan perpajakan dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, selalu perbarui informasi Anda dengan mengacu pada peraturan terbaru atau berkonsultasi dengan ahli pajak untuk memastikan perhitungan yang akurat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketelitian dan pemahaman yang baik akan membantu Anda dalam memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar. Hal ini penting untuk menghindari sanksi perpajakan dan menciptakan iklim perpajakan yang sehat.