Mari kita bedah perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) 21 atas Tunjangan Hari Raya (THR), sebuah kewajiban yang kerap kali menjadi perhatian baik bagi pemberi kerja maupun penerima THR. Memahami mekanisme perhitungannya menjadi krusial agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat pada sanksi di kemudian hari.
THR, sebagai tambahan penghasilan yang diberikan kepada karyawan menjelang hari raya keagamaan, termasuk dalam objek PPh 21. Artinya, atas THR yang diterima, karyawan wajib membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, bagaimana cara menghitungnya?
Table of Contents
Memahami Komponen Penghasilan dan PTKP
Sebelum masuk ke perhitungan PPh 21 atas THR, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu komponen-komponen yang terlibat dalam perhitungan tersebut. Komponen utama meliputi:
- Penghasilan Bruto: Merupakan total penghasilan karyawan dalam satu tahun, termasuk gaji pokok, tunjangan-tunjangan tetap, THR, dan bonus.
- Biaya Jabatan: Biaya yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan bruto. Besarnya adalah 5% dari penghasilan bruto, dengan batasan maksimal tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
- Iuran Pensiun/Jaminan Hari Tua (JHT): Iuran yang dibayarkan oleh karyawan untuk program pensiun atau JHT, yang juga diperkenankan sebagai pengurang penghasilan bruto.
- Penghasilan Neto: Penghasilan bruto dikurangi dengan biaya jabatan dan iuran pensiun/JHT.
- Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP): Merupakan batasan penghasilan yang tidak dikenakan pajak. Besarnya PTKP berbeda-beda, tergantung pada status pernikahan dan jumlah tanggungan keluarga karyawan.
Metode Perhitungan PPh 21 atas THR
Terdapat beberapa metode perhitungan PPh 21 yang diakui oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Namun, untuk perhitungan PPh 21 atas THR, metode yang paling umum digunakan adalah metode perhitungan bulanan yang disetahunkan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Hitung Penghasilan Bruto Bulanan: Jumlahkan seluruh penghasilan yang diterima karyawan setiap bulan, termasuk gaji pokok dan tunjangan tetap lainnya.
- Hitung Penghasilan Bruto Setahun: Kalikan penghasilan bruto bulanan dengan 12 bulan.
- Tambahkan THR: Jumlahkan penghasilan bruto setahun dengan THR yang diterima.
- Hitung Biaya Jabatan Setahun: Hitung biaya jabatan dengan mengalikan penghasilan bruto setahun (termasuk THR) dengan 5%, dengan memperhatikan batasan maksimal yang berlaku.
- Hitung Iuran Pensiun/JHT Setahun: Jumlahkan seluruh iuran pensiun/JHT yang dibayarkan karyawan selama setahun.
- Hitung Penghasilan Neto Setahun: Kurangkan penghasilan bruto setahun (termasuk THR) dengan biaya jabatan setahun dan iuran pensiun/JHT setahun.
- Hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP): Kurangkan penghasilan neto setahun dengan PTKP. Jika hasilnya negatif, maka PPh 21 terutang adalah nihil.
- Hitung PPh 21 Terutang Setahun: Kalikan PKP dengan tarif PPh 21 yang berlaku sesuai dengan lapisan penghasilan. Tarif PPh 21 saat ini adalah tarif progresif, yaitu:
- 0% untuk PKP sampai dengan Rp60.000.000
- 15% untuk PKP di atas Rp60.000.000 sampai dengan Rp250.000.000
- 25% untuk PKP di atas Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000
- 30% untuk PKP di atas Rp500.000.000 sampai dengan Rp5.000.000.000
- 35% untuk PKP di atas Rp5.000.000.000
- Hitung PPh 21 atas THR: Selisih antara PPh 21 terutang setahun (termasuk THR) dengan PPh 21 yang telah dipotong selama setahun (sebelum THR) adalah PPh 21 atas THR.
Peran Teknologi dalam Mempermudah Perhitungan PPh 21
Perhitungan PPh 21, termasuk atas THR, memang terkesan rumit. Namun, di era digital ini, perhitungan tersebut dapat dipermudah dengan memanfaatkan teknologi. Banyak perusahaan kini menggunakan aplikasi penggajian yang secara otomatis menghitung PPh 21, termasuk saat pembayaran THR. Hal ini tidak hanya meminimalisir kesalahan perhitungan, tetapi juga menghemat waktu dan tenaga. Penggunaan software house terbaik juga dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan sistem yang terintegrasi dan efisien dalam pengelolaan pajak karyawan.
Kesimpulan
Memahami perhitungan PPh 21 atas THR adalah hal penting bagi setiap karyawan dan pemberi kerja. Dengan memahami mekanisme perhitungannya, kita dapat memastikan bahwa kewajiban perpajakan kita terpenuhi dengan benar. Pemanfaatan teknologi juga dapat membantu mempermudah proses perhitungan dan pengelolaan PPh 21, sehingga lebih efisien dan akurat.