Potongan Gaji: Bagaimana Regulasi Mengaturnya di Indonesia

Di dunia kerja, potongan gaji merupakan hal yang umum terjadi. Namun, seringkali timbul pertanyaan mengenai legalitas dan regulasi yang mengaturnya. Di Indonesia, terdapat aturan yang jelas mengenai potongan gaji, yang bertujuan untuk melindungi hak-hak pekerja dan memastikan transparansi dalam proses penggajian. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai bagaimana regulasi mengatur potongan gaji di Indonesia.

Dasar Hukum Potongan Gaji di Indonesia

Landasan hukum utama yang mengatur mengenai potongan gaji di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan). Selain itu, terdapat pula Peraturan Pemerintah (PP) dan peraturan menteri yang lebih spesifik mengatur detail teknis terkait potongan gaji.

Secara umum, Pasal 58 UU Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa pengusaha tidak diperbolehkan melakukan pemotongan upah pekerja/buruh untuk kepentingan perusahaan. Namun, terdapat pengecualian yang diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.

Jenis-Jenis Potongan Gaji yang Diperbolehkan

Meskipun pada dasarnya pemotongan gaji dilarang, terdapat beberapa jenis potongan yang diperbolehkan berdasarkan peraturan perundang-undangan, dengan syarat tertentu. Beberapa di antaranya adalah:

  • Potongan untuk Pajak Penghasilan (PPh 21): Ini adalah potongan wajib yang dilakukan perusahaan untuk menyetor pajak penghasilan karyawan kepada negara. Besaran potongan ini dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku.

  • Potongan untuk Iuran Jaminan Sosial: Perusahaan wajib memotong gaji karyawan untuk iuran jaminan sosial, seperti Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Hari Tua (JHT). Besaran potongan ini diatur oleh BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

  • Potongan untuk Denda: Denda dapat dikenakan kepada pekerja jika melanggar peraturan perusahaan atau melakukan kesalahan yang merugikan perusahaan. Namun, pengenaan denda harus diatur secara jelas dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan, dan besaran denda juga harus wajar dan proporsional.

  • Potongan untuk Ganti Rugi: Jika pekerja menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena kelalaian atau kesengajaan, perusahaan berhak memotong gaji sebagai ganti rugi. Sama halnya dengan denda, hal ini harus diatur dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan dengan jelas dan transparan.

  • Potongan Atas Perintah Pengadilan: Pengadilan dapat memerintahkan perusahaan untuk melakukan pemotongan gaji pekerja dalam rangka pembayaran utang atau kewajiban lainnya.

  • Potongan untuk Keperluan Pekerja Sendiri: Potongan ini dilakukan atas permintaan atau persetujuan tertulis dari pekerja, misalnya untuk pembayaran iuran koperasi, angsuran pinjaman, atau pembelian barang/jasa dari perusahaan.

Syarat dan Prosedur Potongan Gaji

Agar potongan gaji sah secara hukum, terdapat beberapa syarat dan prosedur yang harus dipenuhi:

  1. Dasar Hukum yang Jelas: Potongan gaji harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, atau peraturan perusahaan yang berlaku.
  2. Persetujuan Pekerja: Untuk potongan selain PPh 21 dan iuran jaminan sosial, perusahaan wajib mendapatkan persetujuan tertulis dari pekerja.
  3. Transparansi: Perusahaan harus memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai jenis potongan, besaran potongan, dan dasar hukumnya kepada pekerja.
  4. Batasan Potongan: Total potongan gaji tidak boleh melebihi 50% dari upah pekerja setiap bulannya.
  5. Pencatatan yang Akurat: Perusahaan wajib mencatat semua potongan gaji secara akurat dan menyertakannya dalam slip gaji pekerja.

Pentingnya Penggunaan Aplikasi Gaji Terbaik

Untuk memastikan pengelolaan gaji yang akurat dan sesuai dengan regulasi, perusahaan disarankan untuk menggunakan aplikasi gaji terbaik. Aplikasi seperti ini dapat membantu menghitung potongan PPh 21 dan iuran jaminan sosial secara otomatis, serta menghasilkan laporan gaji yang detail dan akurat. Selain itu, penggunaan aplikasi juga dapat meminimalisir kesalahan manusia dalam proses penggajian.

Peran Software House Terbaik dalam Implementasi Sistem Penggajian

Dalam mengimplementasikan sistem penggajian yang efektif, perusahaan dapat bekerja sama dengan software house terbaik. Software house dapat membantu mengembangkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, serta memberikan dukungan teknis dan pelatihan kepada staf perusahaan.

Sanksi Pelanggaran

Perusahaan yang melakukan pemotongan gaji secara tidak sah dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan UU Ketenagakerjaan. Sanksi tersebut dapat berupa teguran tertulis, denda, atau bahkan pidana kurungan.

Memahami regulasi mengenai potongan gaji adalah hal yang penting bagi perusahaan maupun pekerja. Dengan mematuhi aturan yang berlaku, perusahaan dapat menghindari sanksi hukum dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan karyawan. Sebaliknya, pekerja juga perlu memahami hak-haknya agar tidak dirugikan oleh praktik pemotongan gaji yang tidak sah.

Scroll to Top